Rabu, 23 Maret 2016

IPTEK BAHAN PAKAN



PENAMBAHAN POLLARD  DAN EM4 PADA PEMBUATAN  SILASE KLOBOT JAGUNG UNTUK PENYEDIAAN PAKAN PADA MUSIM KEMARAU
PAPER
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Iptek Bahan Pakan
oleh :
Irma Hanifah               (145050100111047)
Kelas A


Description: C:\Users\User\Downloads\10313081_715256328563332_2633240223188989763_n.jpg



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Penambahan Pollard Dan EM4 Pada Pembuatan Silase Klobot Jagung Untuk Penyediaan Pakan Pada Musim Kemarau”.
Penulis dengan rendah hati mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan paper  ini utamanya kepada :
1.      Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam pembuatan makalah ini.
2.      Ibu Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP atas bimbingan dan arahan terhadap paper ini.
3.      Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dorongan yang tidak ternilai hingga terselesaikannya paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan dalam pembuatan paper di masa mendatang.


                                                                                        Malang, 14 Maret 2016


                                                                                                 Penulis,


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.........................................................................            i
KATA PENGANTAR...................................................................... .......     ii
DAFTAR ISI....................................................................................  .......     iii
DAFTAR TABEL..........................................................................    ......      iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................      ......      v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................  ......      1
            1.1 Latar Belakang................................................................  ......      1         
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................  ......      2
            2.1 Silase..........................................................................       ......      2
            2.2 Klobot Jagung............................................................       ......      2
            2.3 EM4............................................................................      ......      3
            2.4 Pollard.............................................................................. ......      4
BAB III MATERI DAN METODE...................................................           .....       6
BAB IV PEMBAHASAN................................................................ .....       7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................          9
            5.1 Kesimpulan...................................................................... .....       9
5.2 Saran................................................................................ ....        9         
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... ....        10
LAMPIRAN..................................................................................     ....        11





DAFTAR TABEL

1.      Tabel Proporsi limbah tanaman jagung, kadar protein kasar dan
nilai kecernaan bahan kering limbah jagung.................................      3
2.      Kandungan Nutrisi Pollard............................................................     5                     













DAFTAR GAMBAR

1.      Gambar klobot jagung...................................................................     3         
2.      Gambar EM4.................................................................................     4         
3.      Gambar pollard..............................................................................     4         




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Produktivitas suatu ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor genetik, lingkungan, dan pakan. Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak. Apabila kekurangan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Permasalahan strategis yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi produktivitas dari ternak di dalam negeri diantaranya adalah masalah penyediaan pakan yang tidak kontinyu sebagai akibat dari faktor musim.
Pada musim hujan, peternak dengan mudah menyediakan pakan hijauan tanpa mengeluarkan banyak biaya. Hijauan dapat diperoleh dengan cara menyabit di kebun rumput, lahan hutan, pematang sawah, lahan pemukiman sampai pinggiran jalan. Saat musim kemarau panjang datang, maka sudah jelas kesulitan yang terjadi adalah ketersediaan hijauan yang berkurang. Saat kualitas dan kuantitas pakan rendah maka produksi dari ternak itu sendiri akan turun. Permasalahan pakan tersebut dapat diatasi dengan mencari pakan alternatif yang potensial, murah, mudah diperoleh dan tidak bersaing dengan manusia. Hasil sampingan pertanian merupakan bahan yang mudah diperoleh dan melimpah. Salah satu limbah pertanian yang biasa dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu limbah tanaman jagung, khususnya klobot jagung. Tanaman jagung merupakan komoditas pertanian yang cukup penting baik sebagai sumber pangan maupun pakan ternak. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pakan alternatif yang diharapkan akan mampu menjadi pakan andalan dalam jangka panjang. oleh karena itu dibutuhkan teknologi pengolahan pakan untuk meningkatkan efesiensi penggunaannya agar membuat bahan pakan menjadi awet, mudah disimpan dan mudah diberikan.
Pada paper ini membahas tentang teknologi pengolahan pakan berupa silase sebagai upaya pemanfaatan limbah klobot jagung serta sebagai penyediaan pakan dalam jangka waktu yang lama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA   
2.1  Silase
          Pengolahan dan pengawetan pakan dilakukan untuk optimalisasi pemanfaatan potensi pakan lokal dan limbah pertanian/perkebunan serta menjamin ketersediaan pakan secara terus menerus. Teknologi pengolahan dan pengawetan pakan yang diterapkan antara lain; pencacahan, hay, silase, pakan fermentasi, teknik penyimpanan dan penyajian  pakan ( Adrial dan Mokhtar, 2013). Silase adalah pakan yang diawetkan yang di proses dari bahan berupa tanaman hijauaan, limbah industri perlanian dan bahan baku alami lainnya dengan kadar air pada tingkat tertentu kemudian dimasukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara (Sandi dkk, 2012). Silase merupakan hasil penyimpanan dan fermentasi hijauan segar dalam kondisi anaerob dengan bakteri asam laktat ( Sumarsih et al. dalam jurnal Riswandi, 2014). Pembuatan silase ikan di Indonesia telah berkembang dan dikenal dua cara pembuatan silase yaitu secara kimiawi dan secara biologis melalui proses fermentasi. Pembuatan secara kimiawi menggunakan penambahan asam kuat baik asam mineral (asam anorganik) maupun asam organik, sedangkan pembuatan secara biologi yaitu memanfaatkan mikroba tertentu (bakteri asam laktat) dengan menambahkan bahan sumber karbohidrat seperti dedak, polard, ataupun molase ( Handajani dkk, 2013)
2.2 Klobot Jagung
             Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang digemari masyarakat Indonesia. Komoditas ini juga mudah didapatkan di setiap daerah di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia berfluktuasi setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 19.37 juta ton. Produksi jagung dalam jumlah besar membawa dampak pada jumlah limbah jagung. Dari hasil panen buah jagung, bobot klobot jagung berkisar antara 38.38% ( Dirgantara dkk, 2013)
            Sebagian besar limbah jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Dengan sentuhan teknologi sederhana, limbah itu dapat diubah menjadi pakan bergizi dan sumber energi bagi ternak. Limbah pertanian atau limbah industri

pengolahan hasil pertanian dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan proteinnya.
Tabel 1. Proporsi limbah tanaman jagung, kadar protein kasar dan nilai kecernaan bahan kering limbah jagung.
(Yuniarsih dan Nappu, 2013).
            Kulit buah jagung/klobot jagung adalah kulit luar buah jagung yang biasanya dibuang. Kulit jagung manis sangat potensial untuk dijadikan silase karena kadar gulanya cukup tinggi ( Anggraini et al. dalam jurnal Bunyamin dkk, 2013).
Gambar 1. Klobot jagung

2.3 EM4
            EM4 (Effective microorganisme 4) ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang. Larutan EM4 ini mengandung mikroorganisme fermentasi dan dapat bekerja secara efektif dalam mempercepat proses fermentasi pada bahan organik . Effective microorganism (EM4) berisi campuran mikroorganisme seperti Lactobacillus sp., bakteri asam laktat lainnya, bakteri fotosintetik, Streptornyces sp., jamur pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfat ( Akmal et al. dalam jurnal Wina, 2005).

Description: C:\Users\IrMa\Downloads\1.jpg
Gambar 2. EM4
            Dalam pembuatan silase bakteri yang digunakan adalah bakteri asam laktat. Fungsi dari mikroorganisme khususnya bakteri asam laktat pada  larutan EM4, yaitu :
a.       Menghasilkan asam laktat dari gula.
b.      Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan.
c.       Meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik.
d.      Dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta menfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh merugikan yang diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai.
( Yuniwati dkk, 2012)
2.4 Pollard
            Pollard adalah hasil sampingan dari industri pengolahan tepung terigu. Pollard atau dedak gandumini ada dua macam, yaitu yang disebut wheat pollard yang berasal dari kulit ari gandum, danwheat bran yang berasal dari kulit luar gandum. Sumber pollard impor berasal dari Australia dan Amerika, sedangkan di dalam negeri berasal dari industri pengolahan tepung terigu PT. Bogasari ( Bokau dkk, 2008)

Gambar 3. Pollard

            Kualitas protein pollard lebih baik dari jagung, tetapi rendah daripada kualitas protein bungkil kedelai, susu, ikan dan daging. Pollard kaya akan phospor (P)feerum (fe) tetapi miskin akan kalsium (Ca). Pollard mengandung 1.29% P, tetapi hanya mengandung 0.13% Ca. Bagian terbesar dari P ada dalam bentuk phitin phospor. Pollard tidak mengandung vitamin A atau vitamin, tetapi kaya akan niacindan thiamin.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pollard


( Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, 2003)
















BAB III
MATERI DAN METODE
Alat- alat :
            Alat-alat  yang digunakan dalam metode ini yaitu : Choper, kantong plastik, tali rafia, alat penyemprot, dan ember.

Bahan :
            Bahan yang digunakan adalah klobot jagung, EM4, pollard, dan molasses.

Metode :
1.      Siapkan klobot jagung yang akan digunakan untuk silase sebanyak 500 kg, kemudian potong kecil-kecl 3-5 cm dengan chooper.
2.      Klobot jagung yang telah dicoper di angin-anginkan.
3.      Disemprotkan tetes sebanyak 2,5 liter dan EM4 sebanyak 1 liter pada klobot jagung.
4.      Dihomogenkan.
5.      Ditaburi pollard sebanyak 15 kg secara merata pada klobot jagung yang telah dihomogenkan dengan tetes dan EM4.
6.      Dihomogenkan kembali.
7.      Siapkan silo yang terbuat dari : Bahan kantong plastic yang tebal.
8.      Masukan bahan silase ke dalam kantong plastic dan padatkan serapat mungkin agar udara dapat keluar dari dalam silo.
9.      Diperam silase sampai 5 hari.









BAB IV
PEMBAHASAN

            Penggunaan limbah tanaman jagung sebagai pakan dalam bentuk segar adalah yang termudah dan termurah tetapi pada saat panen hasil limbah tanaman
jagung ini cukup melimpah maka sebaiknya disimpan untuk stok  pakan pada saat musim kemarau panjang atau saat kekurangan pakan hijauan. Pengolahan limbah jagung merupakan hal yang diperlukan agar kontinuitas pakan terus terjamin seperti diawetkan dalam bentuk silase.
            Proses pembuatan silase membutuhkan suplemen berupa bahan yang mengandung karbohidrat mudah larut, seperti molasses. Karbohidrat mudah larut sangat diperlukan oleh mikroba pada fase awal fermentasi. Penambahan suplemen lain seperti  pollard untuk palatabilitas dari silase itu sendiri dan dapat pula ditambahkan starter (bakteri atau campurannya) untuk mempercepat terjadinya silase. Mikroba yang ditambahkan biasanya bakteri penghasil asam laktat seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei, Lactobacillus lactis, Lactobacillus bucheneri, Pediocococcus acidilactici, Enterococcus faecium. Mikroba asam laktat tersebut bisa diperoleh dari larutan EM4 (Effective microorganisme 4). Menurut pendapat Umiyasih dan Wina (2008) menyebutkan bahwa pemberian bakteri asam laktat pada pembuatan silase bertujuan untuk mempercepat menurunkan pH, serta proses silase akan memakan waktu kurang lebih 3 minggu bila tidak ditambah starter. Penambahan aditif dalam pembuatan silase antara lain bertujuan: a) mempercepat pertumbuhan asam laktat dan asetat untuk mencegah fermentasi secara berlebihan, b) mempercepat penurunan pH sehingga mencegah terbentuknya produk fermentasi yang tidak diharapkan (misalnya butirat) dan c) memberikan suplemen nutrien yang defisien dalam hijauan yang digunakan.
            Kualitas silase yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh tiga faktor dalam pembuatan silase antara lain: hijauan yang digunakan, zat aditif (aditif digunakan untuk meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada material pakan) dan kadar air di dalam hijauan tersebut karena kadar air yang tinggi mendorong pertumbuhan jamur dan menghasilkan asam butirat, sedangkan kadar air yang rendah menyebabkan suhu di dalam silo lebih tinggi sehingga mempunyai resiko

yang tinggi terhadap terjadinya kebakaran. Kualitas silase dapat dilihat dari karakteristik fisik setelah silase dibuka, meliputi warna, bau, dan tekstur.
            Secara umum silase yang baik akan berwarna hijau kecoklatan. Proporsi warna coklat yang lebih banyak pada silase dikarenakan penambahan pollard Menurut Reksohadiprodjo (1988) yang dikutip dalam jurnal Herlinae, dkk (2015) perubahan warna yang terjadi pada tanaman yang mengalami proses ensilase disebabkan oleh perubahanperubahan yang terjadi dalam tanaman karena proses respirasi aerobik yang berlangsung selama persediaan oksigen masih ada, sampai gula tanaman habis. Gula akan teroksidasi menjadi CO2 dan air, dan terjadi panas hingga temperatur naik. Bila temperatur tak dapat terkendali, silase akan berwarna coklat tua sampai hitam. Hal ini menyebabkan turunnya nilai makanan, karena banyak sumber karbohidrat yang hilang dan kecernaan protein turun, yaitu pada temperatur 55ºC. Selanjutnya dijelaskan bahwa, warna coklat pada silase disebabkan karena adanya pigment phatophytin suatu derivat chlorophil yang tak ada magnesiumnya. Pada silase yang baik dengan temperatur yang naik tak terlalu tinggi kadar carotene tak berubah seperti bahan asalnya. Caroten hilang pada temperatur terlalu tinggi. Kemudian untuk karakteristik silase yang baik adalah mempunyai bau asam, tetapi segar. Bau asam yang dihasilkan oleh silase disebabkan dalam proses pembuatan silase bakteri anaerob aktif bekerja menghasilkan asam organik. Akibat keaktifan bakteri inilah maka terjadi asam. Sedangkan untuk tekstur silase yang baik yaitu mempunyai ciri-ciri tekstur masih jelas seperti bahan alaminya.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Pembuatan silase klobot jagung yang ditambahkan dengan pollard mempunyai pengaruh dalam meningkatkan palatabilitas dari silase itu sendiri, sedangkan penambahan starter berupa larutan EM4 (Effective microorganisme 4) berpengaruh terhadap kecepatan dalam menurunkan pH serta mempersingkat proses pemeraman.

5.2 Saran
            Perlu diperhatikan proporsi setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan silase.






DAFTAR PUSTAKA

Adrial dan Mokhtar, S. 2013. Penerapan Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan
            Hijauan Pakan Di Lokasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan
            Melalui Inovasi (M-P3MI) Di Desa kanamit Barat Kabupaten Pulang
            Pisau. Buletin Inovasi Teknologi Pertanian, vol. 1(1) : 27-33.
Bokau, R. J.M, Wamiliana, dan Sutikno. 2008. Pemodelan Program Linier Untuk
            Optimasi Agroindustri Pakan Udang. J. Sains MIPA, vol. 14(1) : 59-64.
Bunyamin Z., Efendi, R. Dan Andayani, N.N. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung
            Untuk Industri Pakan Ternak. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
            Pertanian : 153-166.
Dirgantara, M., Saputra, M., Khalid, M., Wahyuni, E. S., dan Kurniati, M. 2013.
            Karakteristik Mekanik Biokomposit Klobot Jagung Sebagai Bahan Dasar
            Plastik Biodegradable. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian
            Bogor.
Handajani, H. Hastuti, S. D., dan Sujono. 2013. Penggunaan Berbagai Asam
            Organik Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Nilai Nutrisi Limbah Ikan.
            Depik, vol, 2(3) : 126-132.
Herlinae, Yemima, dan Rumiasih. 2015. Pengaruh Aditif EM4 dan Gula Merah
            Terhadap Karakteristik Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
            Jurnal Ilmu Hewani Tropika. Vol, 4(1) : 27-30.
Riswandi. 2014. Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Dengan
            Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu. Jurnal Peternakan Sriwijaya.
            vol, 3(1) : 1-6.
Sandi, S., Indra, A. M. A., dan Arianto, N. 2012. Kualiatas Nutrisi Silase Pucuk
            Tebu (Saccaharum officinarum) Dengan Penambahan Inokulan Effective
            Microorganism e-4 (EM-4). Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol, 1(1): 1-9.

Tim Laboratorium. 2003. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak.Bogor : CV
            Nutrisi Sejahtera.

Umiyasih, U. Dan Wina, E. 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman
            Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA, vol, 18(3) :
            127-136.

Wina, E. 2005. Teknologi Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Pakan Untuk
            Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia Di Indonesia : Sebuah
            Review. WARTAZOA, vol. 15(4) : 173-186.

Yuniarsih, E. T. Dan Nappu, M. B. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung Sebagai
            Pakan Ternak Di Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Serealia : 329-338.

Yuniawati, M., Iskarima, F., dan Padulemba, A. 2012. Optimasi Kondisi Proses
            Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Dengan Cara Fermentasi
            Menggunakan EM4. Jurnal Teknologi, vol, 5(2) : 172-181.















LAMPIRAN
           





           
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar