PENAMBAHAN
POLLARD DAN EM4 PADA PEMBUATAN SILASE KLOBOT JAGUNG UNTUK PENYEDIAAN PAKAN
PADA MUSIM KEMARAU
PAPER
Ditulis
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Iptek Bahan Pakan
oleh
:
Irma
Hanifah (145050100111047)
Kelas
A

FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Penambahan
Pollard Dan EM4 Pada Pembuatan Silase Klobot Jagung Untuk Penyediaan Pakan Pada
Musim Kemarau”.
Penulis
dengan rendah hati mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan paper ini utamanya kepada :
1.
Kedua
orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam pembuatan makalah
ini.
2.
Ibu Prof.
Dr. Ir. Hartutik, MP atas
bimbingan dan arahan terhadap paper ini.
3.
Semua
pihak yang telah memberikan motivasi dan dorongan yang tidak ternilai hingga
terselesaikannya paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan paper ini masih masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan dalam
pembuatan paper di masa mendatang.
Malang,
14 Maret 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................... ....... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................... ....... iii
DAFTAR
TABEL.......................................................................... ...... iv
DAFTAR
GAMBAR................................................................... ...... v
BAB
I PENDAHULUAN............................................................... ...... 1
1.1 Latar Belakang................................................................ ...... 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... ...... 2
2.1 Silase.......................................................................... ...... 2
2.2 Klobot Jagung............................................................ ...... 2
2.3 EM4............................................................................ ...... 3
2.1 Silase.......................................................................... ...... 2
2.2 Klobot Jagung............................................................ ...... 2
2.3 EM4............................................................................ ...... 3
2.4
Pollard.............................................................................. ...... 4
BAB
III MATERI DAN METODE................................................... ..... 6
BAB
IV PEMBAHASAN................................................................ ..... 7
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 9
5.1
Kesimpulan...................................................................... ..... 9
5.2
Saran................................................................................ .... 9
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................... .... 10
LAMPIRAN.................................................................................. .... 11
DAFTAR TABEL
1. Tabel Proporsi
limbah tanaman jagung, kadar protein kasar dan
nilai kecernaan bahan kering limbah jagung................................. 3
2. Kandungan Nutrisi
Pollard............................................................ 5
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar klobot jagung................................................................... 3
2. Gambar
EM4................................................................................. 4
3. Gambar
pollard.............................................................................. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produktivitas suatu ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor genetik, lingkungan, dan pakan. Pakan
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas
ternak. Apabila kekurangan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas dapat
menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan.
Permasalahan strategis yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi produktivitas
dari ternak di dalam negeri diantaranya adalah masalah penyediaan pakan yang
tidak kontinyu sebagai akibat dari faktor musim.
Pada musim hujan, peternak
dengan mudah menyediakan pakan hijauan tanpa mengeluarkan banyak biaya. Hijauan
dapat diperoleh dengan cara menyabit di kebun rumput, lahan hutan, pematang
sawah, lahan pemukiman sampai pinggiran jalan. Saat musim kemarau panjang
datang, maka sudah jelas kesulitan yang terjadi adalah ketersediaan hijauan
yang berkurang. Saat kualitas dan kuantitas pakan rendah maka produksi dari
ternak itu sendiri akan turun. Permasalahan pakan tersebut dapat
diatasi dengan mencari pakan alternatif yang potensial, murah, mudah diperoleh
dan tidak bersaing dengan manusia. Hasil sampingan pertanian merupakan bahan
yang mudah diperoleh dan melimpah. Salah satu limbah pertanian yang biasa
dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu limbah tanaman jagung, khususnya klobot
jagung. Tanaman jagung merupakan komoditas pertanian yang cukup penting baik
sebagai sumber pangan maupun pakan ternak. Tanaman ini dapat digunakan sebagai
pakan alternatif yang diharapkan akan mampu menjadi pakan andalan dalam jangka
panjang. oleh karena itu dibutuhkan teknologi pengolahan
pakan untuk meningkatkan efesiensi penggunaannya agar membuat bahan pakan
menjadi awet, mudah disimpan dan mudah diberikan.
Pada paper ini membahas tentang teknologi pengolahan pakan berupa
silase sebagai upaya pemanfaatan limbah klobot jagung serta sebagai penyediaan
pakan dalam jangka waktu yang lama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silase
Pengolahan
dan pengawetan pakan dilakukan untuk optimalisasi pemanfaatan potensi pakan
lokal dan limbah pertanian/perkebunan serta menjamin ketersediaan pakan secara
terus menerus. Teknologi pengolahan dan pengawetan pakan yang diterapkan antara
lain; pencacahan, hay, silase, pakan fermentasi, teknik penyimpanan dan
penyajian pakan ( Adrial dan Mokhtar,
2013).
Silase
adalah pakan yang diawetkan yang di proses dari bahan berupa tanaman hijauaan, limbah
industri perlanian dan bahan baku alami lainnya dengan kadar air pada tingkat
tertentu kemudian dimasukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara
(Sandi dkk, 2012). Silase merupakan hasil penyimpanan dan fermentasi hijauan
segar dalam kondisi anaerob dengan bakteri asam laktat ( Sumarsih et al. dalam jurnal Riswandi, 2014). Pembuatan silase ikan di Indonesia telah berkembang
dan dikenal dua cara pembuatan silase yaitu secara kimiawi dan secara biologis
melalui proses fermentasi. Pembuatan secara kimiawi menggunakan penambahan asam
kuat baik asam mineral (asam anorganik) maupun asam organik, sedangkan
pembuatan secara biologi yaitu memanfaatkan mikroba tertentu (bakteri asam
laktat) dengan menambahkan bahan sumber karbohidrat seperti dedak, polard,
ataupun molase ( Handajani dkk, 2013)
2.2 Klobot Jagung
Jagung
merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang digemari masyarakat
Indonesia. Komoditas ini juga mudah didapatkan di setiap daerah di Indonesia.
Produksi jagung di Indonesia berfluktuasi setiap tahunnya. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di Indonesia pada tahun 2012 sebesar
19.37 juta ton. Produksi jagung dalam jumlah besar membawa dampak pada jumlah
limbah jagung. Dari hasil panen buah jagung, bobot klobot jagung berkisar
antara 38.38% ( Dirgantara dkk, 2013)
Sebagian besar
limbah jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Dengan sentuhan teknologi
sederhana, limbah itu dapat diubah menjadi pakan bergizi dan sumber energi bagi
ternak. Limbah pertanian atau limbah industri
pengolahan
hasil pertanian dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan proteinnya.
Tabel
1. Proporsi limbah tanaman jagung, kadar protein kasar dan nilai kecernaan
bahan kering limbah jagung.

(Yuniarsih
dan Nappu, 2013).
Kulit buah jagung/klobot jagung adalah
kulit luar buah jagung yang biasanya dibuang. Kulit jagung manis sangat
potensial untuk dijadikan silase karena kadar gulanya cukup tinggi ( Anggraini et al. dalam jurnal Bunyamin dkk, 2013).

Gambar 1. Klobot jagung
2.3
EM4
EM4 (Effective
microorganisme 4) ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus
Jepang. Larutan EM4 ini mengandung mikroorganisme fermentasi dan dapat bekerja
secara efektif dalam mempercepat proses fermentasi pada bahan organik . Effective
microorganism (EM4) berisi campuran mikroorganisme seperti Lactobacillus sp.,
bakteri asam laktat lainnya, bakteri fotosintetik, Streptornyces sp., jamur
pengurai selulosa, bakteri pelarut fosfat ( Akmal et al. dalam jurnal Wina, 2005).

Gambar 2. EM4
Dalam
pembuatan silase bakteri yang digunakan adalah bakteri asam laktat. Fungsi dari
mikroorganisme khususnya bakteri asam laktat pada larutan EM4, yaitu :
a.
Menghasilkan
asam laktat dari gula.
b.
Menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan.
c.
Meningkatkan
percepatan perombakan bahan-bahan organik.
d.
Dapat
menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta
menfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh merugikan yang
diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai.
( Yuniwati dkk, 2012)
2.4
Pollard
Pollard adalah hasil sampingan dari industri
pengolahan tepung terigu. Pollard atau dedak gandumini ada dua macam, yaitu
yang disebut wheat pollard yang berasal dari kulit ari gandum, danwheat
bran yang berasal dari kulit luar gandum. Sumber pollard impor berasal dari
Australia dan Amerika, sedangkan di dalam negeri berasal dari industri pengolahan
tepung terigu PT. Bogasari ( Bokau dkk, 2008)

Gambar 3. Pollard
Kualitas
protein pollard lebih baik dari jagung, tetapi rendah daripada kualitas protein
bungkil kedelai, susu, ikan dan daging. Pollard kaya akan phospor (P)feerum
(fe) tetapi miskin akan kalsium (Ca). Pollard mengandung 1.29% P, tetapi hanya
mengandung 0.13% Ca. Bagian terbesar dari P ada dalam bentuk phitin phospor.
Pollard tidak mengandung vitamin A atau vitamin, tetapi kaya akan niacindan
thiamin.
Tabel 2.
Kandungan Nutrisi Pollard
( Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB, 2003)
BAB III
MATERI DAN METODE
Alat- alat :
Alat-alat yang
digunakan dalam metode ini yaitu : Choper, kantong plastik, tali rafia, alat
penyemprot, dan ember.
Bahan :
Bahan yang digunakan adalah klobot jagung, EM4, pollard,
dan molasses.
Metode :
1.
Siapkan klobot jagung yang
akan digunakan untuk silase sebanyak 500 kg, kemudian potong kecil-kecl 3-5 cm
dengan chooper.
2.
Klobot jagung
yang telah dicoper di angin-anginkan.
3.
Disemprotkan
tetes sebanyak 2,5 liter dan EM4 sebanyak 1 liter pada klobot jagung.
4.
Dihomogenkan.
5.
Ditaburi pollard
sebanyak 15 kg secara merata pada klobot jagung yang telah dihomogenkan dengan
tetes dan EM4.
6.
Dihomogenkan
kembali.
7.
Siapkan
silo yang terbuat dari : Bahan kantong plastic yang tebal.
8.
Masukan
bahan silase ke dalam kantong plastic dan padatkan serapat mungkin agar udara
dapat keluar dari dalam silo.
9.
Diperam silase
sampai 5 hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penggunaan
limbah tanaman jagung sebagai pakan dalam bentuk segar adalah yang termudah dan
termurah tetapi pada saat panen hasil limbah tanaman
jagung ini cukup melimpah maka sebaiknya
disimpan untuk stok pakan pada saat
musim kemarau panjang atau saat kekurangan pakan hijauan. Pengolahan limbah
jagung merupakan hal yang diperlukan agar kontinuitas pakan terus terjamin
seperti diawetkan dalam bentuk silase.
Proses
pembuatan silase membutuhkan suplemen berupa bahan yang mengandung karbohidrat mudah
larut, seperti molasses. Karbohidrat mudah larut sangat diperlukan oleh mikroba
pada fase awal fermentasi. Penambahan suplemen lain seperti pollard untuk palatabilitas dari silase itu
sendiri dan dapat pula ditambahkan starter (bakteri atau campurannya)
untuk mempercepat terjadinya silase. Mikroba yang ditambahkan biasanya bakteri
penghasil asam laktat seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus
casei, Lactobacillus lactis, Lactobacillus bucheneri, Pediocococcus
acidilactici, Enterococcus faecium. Mikroba asam laktat tersebut bisa
diperoleh dari larutan EM4 (Effective
microorganisme 4). Menurut pendapat Umiyasih dan Wina (2008) menyebutkan
bahwa pemberian bakteri asam laktat pada pembuatan silase bertujuan untuk
mempercepat menurunkan pH, serta proses silase akan memakan waktu kurang lebih
3 minggu bila tidak ditambah starter. Penambahan aditif dalam pembuatan
silase antara lain bertujuan: a) mempercepat pertumbuhan asam laktat dan asetat
untuk mencegah fermentasi secara berlebihan, b) mempercepat penurunan pH
sehingga mencegah terbentuknya produk fermentasi yang tidak diharapkan
(misalnya butirat) dan c) memberikan suplemen nutrien yang defisien dalam
hijauan yang digunakan.
Kualitas
silase yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh tiga faktor dalam pembuatan silase
antara lain: hijauan yang digunakan, zat aditif (aditif digunakan untuk
meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada material pakan) dan kadar air
di dalam hijauan tersebut karena kadar air yang tinggi mendorong pertumbuhan
jamur dan menghasilkan asam butirat, sedangkan kadar air yang rendah
menyebabkan suhu di dalam silo lebih tinggi sehingga mempunyai resiko
yang tinggi terhadap terjadinya
kebakaran. Kualitas silase dapat dilihat dari karakteristik fisik setelah
silase dibuka, meliputi warna, bau, dan tekstur.
Secara
umum silase yang baik akan berwarna hijau kecoklatan. Proporsi warna coklat
yang lebih banyak pada silase dikarenakan penambahan pollard Menurut Reksohadiprodjo
(1988) yang dikutip dalam jurnal Herlinae, dkk (2015) perubahan warna yang terjadi
pada tanaman yang mengalami proses ensilase disebabkan oleh perubahanperubahan
yang terjadi dalam tanaman karena proses respirasi aerobik yang berlangsung
selama persediaan oksigen masih ada, sampai gula tanaman habis. Gula akan teroksidasi
menjadi CO2 dan air, dan terjadi panas hingga temperatur naik. Bila temperatur
tak dapat terkendali, silase akan berwarna coklat tua sampai hitam. Hal ini menyebabkan
turunnya nilai makanan, karena banyak sumber karbohidrat yang hilang dan
kecernaan protein turun, yaitu pada temperatur 55ºC. Selanjutnya dijelaskan bahwa,
warna coklat pada silase disebabkan karena adanya pigment phatophytin suatu
derivat chlorophil yang tak ada magnesiumnya. Pada silase yang baik dengan
temperatur yang naik tak terlalu tinggi kadar carotene tak berubah seperti
bahan asalnya. Caroten hilang pada temperatur terlalu tinggi. Kemudian
untuk karakteristik silase yang baik adalah mempunyai bau asam, tetapi segar.
Bau asam yang dihasilkan oleh silase disebabkan dalam proses pembuatan silase
bakteri anaerob aktif bekerja menghasilkan asam organik. Akibat keaktifan
bakteri inilah maka terjadi asam. Sedangkan untuk tekstur silase yang baik
yaitu mempunyai ciri-ciri tekstur masih jelas seperti bahan alaminya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembuatan silase klobot jagung yang ditambahkan
dengan pollard mempunyai pengaruh dalam meningkatkan palatabilitas dari silase
itu sendiri, sedangkan penambahan starter
berupa larutan EM4 (Effective
microorganisme 4) berpengaruh terhadap kecepatan dalam menurunkan
pH serta mempersingkat proses pemeraman.
5.2
Saran
Perlu
diperhatikan proporsi setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan silase.
DAFTAR PUSTAKA
Adrial dan Mokhtar, S. 2013. Penerapan
Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan
Hijauan Pakan Di Lokasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI) Di Desa kanamit Barat Kabupaten Pulang
Pisau. Buletin Inovasi Teknologi Pertanian, vol. 1(1) : 27-33.
Hijauan Pakan Di Lokasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI) Di Desa kanamit Barat Kabupaten Pulang
Pisau. Buletin Inovasi Teknologi Pertanian, vol. 1(1) : 27-33.
Bokau, R. J.M, Wamiliana, dan Sutikno. 2008.
Pemodelan Program Linier Untuk
Optimasi Agroindustri Pakan Udang. J. Sains MIPA, vol. 14(1) : 59-64.
Optimasi Agroindustri Pakan Udang. J. Sains MIPA, vol. 14(1) : 59-64.
Bunyamin Z., Efendi, R. Dan Andayani,
N.N. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung
Untuk Industri Pakan Ternak. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian : 153-166.
Untuk Industri Pakan Ternak. Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian : 153-166.
Dirgantara, M., Saputra, M., Khalid, M.,
Wahyuni, E. S., dan Kurniati, M. 2013.
Karakteristik Mekanik Biokomposit Klobot Jagung Sebagai Bahan Dasar
Plastik Biodegradable. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian
Bogor.
Karakteristik Mekanik Biokomposit Klobot Jagung Sebagai Bahan Dasar
Plastik Biodegradable. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian
Bogor.
Handajani, H. Hastuti, S. D., dan
Sujono. 2013. Penggunaan Berbagai Asam
Organik Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Nilai Nutrisi Limbah Ikan.
Depik, vol, 2(3) : 126-132.
Organik Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Nilai Nutrisi Limbah Ikan.
Depik, vol, 2(3) : 126-132.
Herlinae, Yemima, dan Rumiasih. 2015. Pengaruh
Aditif EM4 dan Gula Merah
Terhadap Karakteristik Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Jurnal Ilmu Hewani Tropika. Vol, 4(1) : 27-30.
Terhadap Karakteristik Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Jurnal Ilmu Hewani Tropika. Vol, 4(1) : 27-30.
Riswandi. 2014. Kualitas Silase Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) Dengan
Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu. Jurnal Peternakan Sriwijaya.
vol, 3(1) : 1-6.
Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu. Jurnal Peternakan Sriwijaya.
vol, 3(1) : 1-6.
Sandi, S., Indra, A. M. A., dan Arianto,
N. 2012. Kualiatas Nutrisi Silase Pucuk
Tebu (Saccaharum officinarum) Dengan Penambahan Inokulan Effective
Microorganism e-4 (EM-4). Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol, 1(1): 1-9.
Tebu (Saccaharum officinarum) Dengan Penambahan Inokulan Effective
Microorganism e-4 (EM-4). Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol, 1(1): 1-9.
Tim Laboratorium. 2003. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak.Bogor :
CV
Nutrisi Sejahtera.
Nutrisi Sejahtera.
Umiyasih, U. Dan Wina, E.
2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman
Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA, vol, 18(3) :
Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. WARTAZOA, vol, 18(3) :
127-136.
Wina, E. 2005. Teknologi
Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Pakan Untuk
Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia Di Indonesia : Sebuah
Review. WARTAZOA, vol. 15(4) : 173-186.
Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia Di Indonesia : Sebuah
Review. WARTAZOA, vol. 15(4) : 173-186.
Yuniarsih, E. T. Dan Nappu,
M. B. 2013. Pemanfaatan Limbah Jagung Sebagai
Pakan Ternak Di Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Serealia : 329-338.
Pakan Ternak Di Sulawesi Selatan. Seminar Nasional Serealia : 329-338.
Yuniawati, M., Iskarima, F.,
dan Padulemba, A. 2012. Optimasi Kondisi Proses
Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Dengan Cara Fermentasi
Menggunakan EM4. Jurnal Teknologi, vol, 5(2) : 172-181.
Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Dengan Cara Fermentasi
Menggunakan EM4. Jurnal Teknologi, vol, 5(2) : 172-181.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar