REPRODUKSI
MIKROORGANISME
MAKALAH
Ditulis
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Mikrobiologi
oleh
:
Irma
Hanifah (145050100111047)
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi. Selain itu sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kami
sebagai mahasiswa dapat memahami tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi
bahan pembelajaran.
Makalah
ini mengkaji tentang bagaimana jenis-jenis mikroorganisme melakukan reproduksi
untuk memperbanyak jumlah mereka. Mikroorganisme yang di bahas diantaranya yaitu bakteri, kapang, khamir dan
virus.
Kendala
yang dialami oleh penulis dalam menulis makalah ini adalah literatur yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan makalah sulit ditemukan. Literatur
tersebut harus mengandung unsur-unsur yang spesifik. Namun saya tetap berusaha
untuk memperoleh literatur tersebut baik pada kumpulan buku di perpustakaan
maupun jurnal-jurnal terkait.
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena selalu dalam perlindungan dan kehadirat-Nya. Serta terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada
:
1. Bapak
Firman Jaya,S.Pt,MP yang telah membimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah
Mirobiologi.
2. Orang tua yang senantiasa mendoakan kami sehingga
terselesaikannya
makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.
Malang, 10 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR
ISI............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
2.1 Reproduksi Bakteri................................................................. 2
2.2 Reproduksi Kapang................................................................ 3
2.3 Reproduksi Khamir................................................................. 4
2.4 Reproduksi
Virus.................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan............................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 10
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1. Fase-fase
perkembangbiakan virus secara litik................... 6
Gambar 2. Fase-fase
perkembangbiakan virus secara lisogenik............. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada dasarnya semua
makhluk hidup mulai dari ukuran mikro sampai ukuran yang makro akan melakukan
perkembangbiakan atau bereproduksi untuk memperbanyak jumlah mereka. Dalam
konten ini penulis akan membahas tentang reproduksi mikroorganisme.
Reproduksi
merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu
generasi selanjutnya. Sedangkan reproduksi mikroorganisme merupakan
perkembangbiakan mikroorganisme.
Mikroorganisme
melakukan perkembangbiakan dengan dua cara, yaitu secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual melibatkan sel gamet yaitu sel telur dengan sperma untuk menghasilkan
sel yang secara genetik berbeda dari sel induk. Reproduksi aseksual terjadi
ketika sebuah sel tunggal membelah membentuk dua sel anak yang secara genetik
identik dengan sel induk. Setiap mikroorganisme seperti bakteri, kapang,
khamir, dan virus mempunyai reproduksi yang berbeda, baik secara seksual maupun
aseksual.
Dalam makalah ini akan dijelaskan reproduksi
masing-masing mikroorganisme tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu
bagaimanakah reproduksi dari masing-masing mikroorganisme seperti bakteri,
kapang, khamir dan virus?
1.3
Tujuan
Penulisan
Sesuai dengan
permasalahan yang sudah dirumuskan, tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
reproduksi dari bakteri, kapang, khamir dan virus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Reproduksi
Bakteri
Reproduksi
bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri. Bakteri
mengadakan pembiakan dengan dua cara,
yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi,
transduksi, dan konjugasi. Berikut uraian mengenai reproduksi bakteri :
A.
Aseksual
Bakteri
merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk klas
Schizomycetes, pada sel bakteri terjadi
pembelahan biner atau pembelahan sel menjadi dua sel anak yang identik atau
serupa. Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan
dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel
untuk membelah, dimana dalam pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies
dan kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu
sebagai berikut :
1.
Fase pertama,
sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2.
Fase kedua,
tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3.
Fase Ketiga, terpisahnya
kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama
sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah
pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal
bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali.
B.
Seksual
Cara reproduksi
seksual bakteri berbeda dengan perkembangbiakan
organisme eukariota, karenanya ada pula
yang menyebut proses reproduksi bakteri ini sebagai paraseksual. Yakni, bukan
melalui proses peleburan gamet jantan dan gamet betina, tetapi berupa
pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi genetik.
1.
Transformasi
Merupakan proses
pemindahan materi genetik berupa DNA dari
Satu sel bakteri ke sel bakeri yang
lain. Pada proses transformasi tersebut
ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri
penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
2.
Transduksi
Merupakan
pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang satu
ke
sel bakteri yang lain dengan melalui perantara (berupa bakteriofag).
3.
Konjugasi
Merupakan
pemindahan sebagian materi geneti dari satu bakteri ke
Bakteri yang lain melalui suatu kontak
langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan
ADN dipindahkan melalui ujung pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan
ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F)
2.2 Reproduksi Kapang
Secara umum
fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir.
Kapang merupakan fungi berfilamen atau
mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak
berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan secara aseksual dan seksual.
A.
Aseksual
Secara aseksual
dilakukan dengan :
1.
Pembelahan (
Suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa)
2.
Penguncupan (
Suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)
3.
Pembentukan
spora
Ada beberapa macam
spora aseksual yaitu :
a. Sporangiospora
: Spora yang terjadi karena protoplasma dalam
suatu
sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri.
b.
Konidiospora: Spora yang terjadi karena
ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih disebut.
c.
Klamidiospora : Pada beberapa
bagian-bagian miselium
dapat membesar serta berdinding tebal, bagian
ini merupakan alat perkembangbiakan.
d.
Artospora/ Oidiospora : Bila bagian
miselium tidak menjadi besar seperti aslinya.
B.
Seksual
Secara umum reproduksi
seksual dapat dilakukan dengan peleburan nukleus dari kedua induknya.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet.
Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum nampak) namun ada
beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan kecil ( mikrogamet untuk
sel jantan dan makrogamet untuk betina). Beberapa macam tipe spora seksual
yaitu :
a.
Askospora ( spora bersel satu terbentuk
didalam
Kantung
yang disebut askus. Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus).
b.
Basidiospora (spora bersel satu
berbentuk gada yang dinamakan basidium).
c.
Zigospora ( spora besar dan berdinding
tebal yang terbentuk apabila ujung dua hifa secara seksual serasi dinamakan
gametangia.
d.
Oospora ( spora terbentuk didalam
struktur betina khusus disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet
jantan dianteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu
atau lebih oosfer).
2.3 Reproduksi Khamir
Khamir
dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu :
a.
Pembelahan : Tipe pembelahan selnya ada
yang seperti bakteri, yakni dengan pembelahan biner.
b.
Pertunasan : Ada yang membentuk kuncup,
dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru
dan seterusnya, sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
c.
Pembelahan tunas : Kombinasi antara
pertunasan dan pembelahan.
d.
Sporulasi : Pembentukan spora yang dapat
dibedakan atas dua macam yaitu spora seksual dan aseksual.
Reproduksi
dengan cara pembelahan, pertunasan, pembelahan tunas,
dan pembentukan spora aseksual disebut
sebagai reproduksi secara
aseksual (vegetatif), sedangkan
reproduksi dengan cara membentuk spora
seksual
disebut sebagai reproduksi secara seksual (generatif).
Perkembangbiakan secara seksual,
umumnya terjadi pada jamur dan
mikroalga,
serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara :
-
Oogami : bila sel betina berbentuk telur
-
Anisogami : bila sel betina lebih besar
dari sel jantan
-
Isogami : bila sel jantan dan sel betina
mempunyai bentuk yang sama
2.4 Reproduksi Virus
Perkembangbiakan virus
sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk berkembangbiak, virus memerlukan
lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel
hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara virus menginfeksi
bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik, virus tidak menghancurkan sel,
tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah
banyak pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya,cara perkembangbiakan
virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag
seperti yang diuraikan berikut ini.
1.
Infeksi secara litik
a.
Fase Absorpsi
Pada
fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari sel bakteri dengan serabut
ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas bagi
fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat ditempat tersebut.
b.
Fase Penetrasi
Meskipun
tidak memiliki enzim metabolisme, bakteriofage memiliki enzim lisosom yang
berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri
terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c.
Fase Replikasi dan Sintesis
Pada
fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan untuk
replikasi dan sintesis. Pada fase replikasi, fage menyusun dan memperbanyak
DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-selubung protein (kapsid)
baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor, dan serabut ekor telah
terbentuk.
d.
Fase Perakitan
Komponen-komponen
fage akan disusun membentuk fage baru yang lengkap dengan molekul DNA dan
kapsidnya.
e.
Fase Pembebasan atau lisis
Setelah
fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru akan
keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah. Pembentukan partikel
bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan 20 menit.
Gambar 1. Fase-fase perkembangbiakan virus secara litik.
2.
Infeksi secara lisogenik
a.
Fase absopsi dan infeksi
Pada
fase absorbsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan fase
absorbsi pada infeksi secara litik. Fage menempel ditempat yang tepat yang
spesifik pada sel bakteri.
b.
Fase Penetrasi
Pada
fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang.
Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c.
Fase penggabungan
DNA
virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam bentuk profage,
sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu
gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang
berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
d.
Fase Replikasi
Saat
profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian
ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang
masing-masing mengandung profage . DNA fage (dalam profage) akan terus
bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik
dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan
terjadinya siklus litik.
Gambar 2. Fase-fase perkembangbiakan virus secara lisogenik
Perbedaaan
siklus litik dan siklus lisogenik
Tabel
1. Perbedaan siklus litik dan siklus lisogenik
.
.
.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Mikroorganisme melakukan perkembangbiakan yaitu
untuk memper-
banyak
jumlah mereka. Bakteri, kapang, dan khamir bereproduksi secara
aseksual
dan seksual atau melalui fase vegetatif dan fase generatif. Apabila
virus
berkembangbiak dengan melakukan replikasi, yang mempunyai 2 macam siklus yaitu
siklus litik dan lisogenik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsih, sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas
Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta : 1-116
Winarsih, S., Timoteus, N., Yetti, W. 2011. Reproduksi dan
Pertumbuhan Mikroorganisme. Program Studi Pendidikan
Biologi Pascasarjana, Universitas Palangkaraya : 1-18
Pertumbuhan Mikroorganisme. Program Studi Pendidikan
Biologi Pascasarjana, Universitas Palangkaraya : 1-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar