Rabu, 23 Maret 2016

Reproduksi Mikroorganisme



REPRODUKSI MIKROORGANISME
MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Mikrobiologi
oleh :
Irma Hanifah               (145050100111047)






FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015




KATA PENGANTAR

            Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Selain itu sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kami sebagai mahasiswa dapat memahami tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Makalah ini mengkaji tentang bagaimana jenis-jenis mikroorganisme melakukan reproduksi untuk memperbanyak jumlah mereka. Mikroorganisme yang di bahas  diantaranya yaitu bakteri, kapang, khamir dan virus.
Kendala yang dialami oleh penulis dalam menulis makalah ini adalah literatur yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan makalah sulit ditemukan. Literatur tersebut harus mengandung unsur-unsur yang spesifik. Namun saya tetap berusaha untuk memperoleh literatur tersebut baik pada kumpulan buku di perpustakaan maupun jurnal-jurnal terkait.
            Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena selalu dalam perlindungan dan kehadirat-Nya. Serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Firman Jaya,S.Pt,MP yang telah membimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Mirobiologi.
2.      Orang tua yang senantiasa mendoakan kami  sehingga terselesaikannya makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya.


Malang, 10  Juni 2015


                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................    i
KATA PENGANTAR...............................................................................    ii
DAFTAR ISI.............................................................................................     iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................     iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................     1
            1.1 Latar Belakang.........................................................................     1
            1.2 Rumusan Masalah....................................................................     1
            1.3 Tujuan Penulisan......................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................    2
            2.1 Reproduksi Bakteri.................................................................      2
            2.2 Reproduksi Kapang................................................................      3
            2.3 Reproduksi Khamir.................................................................      4
            2.4 Reproduksi Virus....................................................................      5
BAB III PENUTUP.................................................................................      9
            3.1 Kesimpulan.............................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................      10

















          DAFTAR GAMBAR


Gambar 1.  Fase-fase perkembangbiakan virus secara litik...................          6
Gambar 2. Fase-fase perkembangbiakan virus secara lisogenik.............         7




































BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pada dasarnya semua makhluk hidup mulai dari ukuran mikro sampai ukuran yang makro akan melakukan perkembangbiakan atau bereproduksi untuk memperbanyak jumlah mereka. Dalam konten ini penulis akan membahas tentang reproduksi mikroorganisme.
            Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Sedangkan reproduksi mikroorganisme merupakan perkembangbiakan mikroorganisme.
            Mikroorganisme melakukan perkembangbiakan dengan dua cara, yaitu secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan sel gamet yaitu sel telur dengan sperma untuk menghasilkan sel yang secara genetik berbeda dari sel induk. Reproduksi aseksual terjadi ketika sebuah sel tunggal membelah membentuk dua sel anak yang secara genetik identik dengan sel induk. Setiap mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir, dan virus mempunyai reproduksi yang berbeda, baik secara seksual maupun aseksual.
            Dalam  makalah ini akan dijelaskan reproduksi masing-masing mikroorganisme tersebut.
1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu bagaimanakah reproduksi dari masing-masing mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir dan virus?
1.3    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui reproduksi dari bakteri, kapang, khamir dan virus.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1                          Reproduksi Bakteri
Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri. Bakteri
mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Berikut uraian mengenai reproduksi bakteri :
A.    Aseksual
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk klas
Schizomycetes, pada sel bakteri terjadi pembelahan biner atau pembelahan sel menjadi dua sel anak yang identik atau serupa. Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, dimana dalam pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1.      Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2.      Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3.      Fase Ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali.
B.     Seksual
Cara reproduksi seksual bakteri berbeda dengan perkembangbiakan
organisme eukariota, karenanya ada pula yang menyebut proses reproduksi bakteri ini sebagai paraseksual. Yakni, bukan melalui proses peleburan gamet jantan dan gamet betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi genetik.
1.      Transformasi
Merupakan proses pemindahan materi genetik berupa DNA dari
Satu sel bakteri ke sel bakeri yang lain. Pada proses transformasi tersebut  ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
2.      Transduksi
Merupakan pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang satu
            ke sel bakteri yang lain dengan melalui perantara (berupa bakteriofag).
3.      Konjugasi
Merupakan pemindahan sebagian materi geneti dari satu bakteri ke
Bakteri yang lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan ADN dipindahkan melalui ujung pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F)
2.2   Reproduksi Kapang
Secara umum fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir.
Kapang merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan secara aseksual dan seksual.
A.    Aseksual
Secara  aseksual dilakukan dengan :
1.      Pembelahan ( Suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa)
2.      Penguncupan ( Suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)
3.      Pembentukan spora
Ada beberapa macam spora aseksual yaitu :
a.       Sporangiospora : Spora yang terjadi karena protoplasma dalam
suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing    mempunyai membran serta inti sendiri.
b.      Konidiospora: Spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih disebut.
c.       Klamidiospora : Pada beberapa bagian-bagian miselium
 dapat membesar serta berdinding tebal, bagian ini merupakan alat perkembangbiakan.
d.      Artospora/ Oidiospora : Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti aslinya.
B.     Seksual
      Secara umum reproduksi seksual dapat dilakukan dengan peleburan nukleus dari kedua induknya. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet. Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum nampak) namun ada beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan kecil ( mikrogamet untuk sel jantan dan makrogamet untuk betina). Beberapa macam tipe spora seksual yaitu :
a.       Askospora ( spora bersel satu terbentuk didalam
Kantung yang disebut askus. Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus).
b.      Basidiospora (spora bersel satu berbentuk gada yang dinamakan basidium).
c.       Zigospora ( spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung dua hifa secara seksual serasi dinamakan gametangia.
d.      Oospora ( spora terbentuk didalam struktur betina khusus disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan dianteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer).
2.3  Reproduksi Khamir
       Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu :
a.       Pembelahan : Tipe pembelahan selnya ada yang seperti bakteri, yakni dengan pembelahan biner.
b.      Pertunasan : Ada yang membentuk kuncup, dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
c.       Pembelahan tunas : Kombinasi antara pertunasan dan pembelahan.
d.      Sporulasi : Pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu spora seksual dan aseksual.
Reproduksi dengan cara pembelahan, pertunasan, pembelahan tunas,
            dan pembentukan spora aseksual disebut sebagai reproduksi secara
            aseksual (vegetatif), sedangkan reproduksi dengan cara membentuk spora
            seksual disebut sebagai reproduksi secara seksual (generatif).
            Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan
            mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara :
-          Oogami : bila sel betina berbentuk telur
-          Anisogami : bila sel betina lebih besar dari sel jantan
-          Isogami : bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama
2.4   Reproduksi Virus
       Perkembangbiakan virus sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya,cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag seperti yang diuraikan berikut ini.
1.      Infeksi secara litik
a.       Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari sel bakteri dengan serabut ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat ditempat tersebut.
b.      Fase Penetrasi
Meskipun tidak memiliki enzim metabolisme, bakteriofage memiliki enzim lisosom yang berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c.       Fase Replikasi dan Sintesis
Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada fase replikasi, fage menyusun dan memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-selubung protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor, dan serabut ekor telah terbentuk.
d.      Fase Perakitan
Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya.
e.       Fase Pembebasan atau lisis
Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah. Pembentukan partikel bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan 20 menit.

       
       Gambar 1. Fase-fase perkembangbiakan virus secara litik.

2.      Infeksi secara lisogenik
a.       Fase absopsi dan infeksi
Pada fase absorbsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan fase absorbsi pada infeksi secara litik. Fage menempel ditempat yang tepat yang spesifik pada sel bakteri.
b.      Fase Penetrasi
Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
c.       Fase penggabungan
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri  membentuk profage. Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
d.      Fase Replikasi
Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage . DNA fage (dalam profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
 
Gambar 2. Fase-fase perkembangbiakan virus secara lisogenik

Perbedaaan siklus litik dan siklus lisogenik
Tabel 1. Perbedaan siklus litik dan siklus lisogenik







.
.

.










BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
   Mikroorganisme melakukan perkembangbiakan yaitu untuk memper-
banyak jumlah mereka. Bakteri, kapang, dan khamir bereproduksi secara
aseksual dan seksual atau melalui fase vegetatif dan fase generatif. Apabila
virus berkembangbiak dengan melakukan replikasi, yang mempunyai 2 macam siklus yaitu siklus litik dan lisogenik.






















DAFTAR PUSTAKA

Sumarsih, sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah,
          Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta : 1-116

Winarsih, S., Timoteus, N., Yetti, W. 2011. Reproduksi dan
          Pertumbuhan Mikroorganisme.
Program Studi Pendidikan
          Biologi Pascasarjana, Universitas Palangkaraya : 1-18








Tidak ada komentar:

Posting Komentar