TUGAS INDIVIDU SOSIOLOGI PEDESAAN
Judul Topik Bahasan
Kelompok dan Organisasi
Sosial
Oleh:
Irma Hanifah 145050100111047
Kelas A
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala karuniaNya kepada saya,karena atas limpahan kasih dan
sayangnya ringkasan ilmiah kelompok dan organisasi sosial ini dapat
diselesaikan.
Ringkasan
ilmiah ini dibuat untuk memenuhi syarat penilaian tugas sosiologi pedesaan
secara individu. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko Nugroho, S. Pt,
M. Sc. yang telah memberikan tugas ini sehingga saya mendapatkan banyak
pengetahuan melalui tugas ini.
Saya
menyadari bahwa di dalam penulisan ringkasan ilmiah ini masih banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan yang disebabkan oleh kemampuan saya yang terbatas dan
masih dalam tahap belajar . Oleh karena itu, saya mohon maaf atas kekurangan
tersebut.
Akhir
kata semoga ringkasan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Malang, 6 Desember 2014
Malang, 6 Desember 2014
DAFTAR ISI
Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................. iii
I. Kelompok Sosial............................................................................. . 1
A. Pengertian.......................................................................... . 1
B. Syarat-syarat...................................................................... . 1
C. Tipe-tipe............................................................................. 2
D. Bentuk-bentuk................................................................... 2
Kata Pengantar.................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................. iii
I. Kelompok Sosial............................................................................. . 1
A. Pengertian.......................................................................... . 1
B. Syarat-syarat...................................................................... . 1
C. Tipe-tipe............................................................................. 2
D. Bentuk-bentuk................................................................... 2
II. Organisasi
Sosial........................................................................... . 4
A. Pengertian......................................................................... . 4
B. Ciri-ciri.............................................................................. 5
C. Macam-macam.................................................................. 5
A. Pengertian......................................................................... . 4
B. Ciri-ciri.............................................................................. 5
C. Macam-macam.................................................................. 5
Daftar
Pustaka.................................................................................... 6
I.
KELOMPOK
SOSIAL
A. Pengertian
Kelompok Sosial
Dalam bersosialisasi masyarakat akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik kelompok kecil seperti keluarga, ataupun kelompok-kelompok besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain-lain.
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok ( Pratiwi, dkk. 2013)
Suatu kelompok sosial terjadi karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Tidak hanya hal itu saja kolektivitas sosial juga merupakan dasar untuk membentuk kelompok sosial dimana kolektivitas sosial yaitu perasaan solidaritas sosial karena memilik nilai-nilai yang sama atau adanya kewajiban moral untuk memenuhi harapan-harapan peran. Jadi, dalam kehidupan sosial perlu adanya solidaritas sosial yang terbentuk dalam masyarakat ( Budiati, 2006)
Dalam bersosialisasi masyarakat akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik kelompok kecil seperti keluarga, ataupun kelompok-kelompok besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain-lain.
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok ( Pratiwi, dkk. 2013)
Suatu kelompok sosial terjadi karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Tidak hanya hal itu saja kolektivitas sosial juga merupakan dasar untuk membentuk kelompok sosial dimana kolektivitas sosial yaitu perasaan solidaritas sosial karena memilik nilai-nilai yang sama atau adanya kewajiban moral untuk memenuhi harapan-harapan peran. Jadi, dalam kehidupan sosial perlu adanya solidaritas sosial yang terbentuk dalam masyarakat ( Budiati, 2006)
B. Syarat-Syarat
Kelompok Sosial
Menurut Soekanto (2011) Syarat-syarat suatu himpunan bisa di katakan sebagai kelompok sosial yaitu :
1. Setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa dirinya merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Terdapat satu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama
Menurut Soekanto (2011) Syarat-syarat suatu himpunan bisa di katakan sebagai kelompok sosial yaitu :
1. Setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa dirinya merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Terdapat satu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama
kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
C. Tipe-tipe
Kelompok Sosial
Menurut Haryanto (2011) tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar berbagai kriteria atau ukuran, yaitu :
1. Jumlah anggota
Yang di maksudkan di sini yaitu besar kecilnya jumlah anggota kelompok
2. Derajat interaksi sosial,
Derajat interaksi sosial dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda, kelompok sosial seprti keluarga, rukun tetangga, masyrakat desa akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik. Hali ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan atau negara dimana anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat.
3. Kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yangctidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Misalnya suatu kerumunan merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama.
5. Derajat Organisasi
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi, seperti negara, TNI, perusahaan. Namun ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
6. Kesadaran jenis, tujuan, dan hubungan sosial yang sama
Menurut Haryanto (2011) tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar berbagai kriteria atau ukuran, yaitu :
1. Jumlah anggota
Yang di maksudkan di sini yaitu besar kecilnya jumlah anggota kelompok
2. Derajat interaksi sosial,
Derajat interaksi sosial dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang berbeda, kelompok sosial seprti keluarga, rukun tetangga, masyrakat desa akan mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik. Hali ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat kota, perusahaan atau negara dimana anggota-anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat.
3. Kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (community) merupakan suatu kelompok sosial atas dasar wilayah yangctidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Misalnya suatu kerumunan merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama.
5. Derajat Organisasi
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi, seperti negara, TNI, perusahaan. Namun ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
6. Kesadaran jenis, tujuan, dan hubungan sosial yang sama
D. Bentuk-bentuk Kelompok Sosial
Menurut Haryanto dan Nugroho (2012) bentuk-bentuk dari
Menurut Haryanto dan Nugroho (2012) bentuk-bentuk dari
kelompok
sosial ada 2 yaitu :
1. Kelompok-kelompok
Sosial yang Teratur
Kelompok sosial yang teratur diantaranya yaitu :
a. Kelompok dalam (in-group) : Kelompok sosial, dimana individu mengidentifikasi dirinya
b. Kelompok luar (out-group) : Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, kemajemukan tidak saja terbatas pada entitas tetapi juga dinamika dan akibat dari kinerja. Di sinilah lalu masyarakat manusia bukan saja berkecenderungan untuk dalam satu sisi mengelompokkan diri dalam satuan- satuan sosialnya, sesuai dengan kesamaan-kesamaan asal-usul daerah, etnik, keagamaan, profesi, potensi, dan kepentingan, tetapi bersamaan dengan itu juga berarti hadir dan menghadirkan kelompok lain yang tidak sama, sebagai kelompok yang berbeda di luarnya. Mulai dari sini dikenal adanya “in-group” lawan “out-group” ( Said, Z. 2012)
c. Kelompok Primer ( Primary Group) : Merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat
d. Kelompok Sekunder (Secondary Group) : Kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, dimana interrelasi di dalamnya tidak perlu didasarkan atas pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng/ tahan lama.
e. Paguyuban ( gemeinschaft) : Bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan.
f. Patembayan (gesselschaft) :Ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
g. Kelompok Formal ( formal group) : Kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
Kelompok sosial yang teratur diantaranya yaitu :
a. Kelompok dalam (in-group) : Kelompok sosial, dimana individu mengidentifikasi dirinya
b. Kelompok luar (out-group) : Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, kemajemukan tidak saja terbatas pada entitas tetapi juga dinamika dan akibat dari kinerja. Di sinilah lalu masyarakat manusia bukan saja berkecenderungan untuk dalam satu sisi mengelompokkan diri dalam satuan- satuan sosialnya, sesuai dengan kesamaan-kesamaan asal-usul daerah, etnik, keagamaan, profesi, potensi, dan kepentingan, tetapi bersamaan dengan itu juga berarti hadir dan menghadirkan kelompok lain yang tidak sama, sebagai kelompok yang berbeda di luarnya. Mulai dari sini dikenal adanya “in-group” lawan “out-group” ( Said, Z. 2012)
c. Kelompok Primer ( Primary Group) : Merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat
d. Kelompok Sekunder (Secondary Group) : Kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, dimana interrelasi di dalamnya tidak perlu didasarkan atas pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng/ tahan lama.
e. Paguyuban ( gemeinschaft) : Bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan.
f. Patembayan (gesselschaft) :Ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
g. Kelompok Formal ( formal group) : Kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
h. Kelompok informal
(informal group) :Kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi
tertentu atau yang pasti. Mereka umumnya terbentuk karena pertemuan-pertemuan
berulangkali yang menjadi dasar bertemunya kepentingan-kepentingan dan
pengalaman-pengalaman yang sama.
i. Kelompok keanggotaan (membership group) : Kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
j. Kelompok referensial ( reference group) : Kelompok sosial yang menjadi acuan bagi pihak lain (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
k. Kelompok karya (kelompok okupasional) : Kelompok sosial yang acuan keanggotaannya adalah persamaan pekerjaan.
l. Kelompok suka rela (volunter group) : Kelompok sosial dimana para anggotanya bergabung secara suka rela demi tujuan bersama.
2. Kelompok- kelompok sosial yang Tidak Teratur
Kelompok sosial yang tidak teratur diantaranya yaitu :
a. Kerumunan
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
b. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak mempunyai kesatuan, interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat/ media komunikasi. Contohnya jejaring sosial yang marak saat ini dapat dikategorikan dengan gawai keseharian manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang bisa dimana saja, kapan saja melakukan akses internet dan berhubungan dengan orang lain dalam kisaran nano detik (Prisgunanto, 2012)
i. Kelompok keanggotaan (membership group) : Kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
j. Kelompok referensial ( reference group) : Kelompok sosial yang menjadi acuan bagi pihak lain (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
k. Kelompok karya (kelompok okupasional) : Kelompok sosial yang acuan keanggotaannya adalah persamaan pekerjaan.
l. Kelompok suka rela (volunter group) : Kelompok sosial dimana para anggotanya bergabung secara suka rela demi tujuan bersama.
2. Kelompok- kelompok sosial yang Tidak Teratur
Kelompok sosial yang tidak teratur diantaranya yaitu :
a. Kerumunan
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
b. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak mempunyai kesatuan, interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat/ media komunikasi. Contohnya jejaring sosial yang marak saat ini dapat dikategorikan dengan gawai keseharian manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang bisa dimana saja, kapan saja melakukan akses internet dan berhubungan dengan orang lain dalam kisaran nano detik (Prisgunanto, 2012)
II. ORGANISASI SOSIAL
A.
Pengertian Organisasi Sosial
Menurut UU. RI No. 17 Tahun 2013 organisasi Kemasyarakatan yang selanjutanya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
Menurut UU. RI No. 17 Tahun 2013 organisasi Kemasyarakatan yang selanjutanya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Organisasi dapat dipandang sebagai kelompok sosial dengan pola yang relatif stabil interaksi lebih dari waktu (Tichy et al. 1979)
Organisasi dapat dipandang sebagai kelompok sosial dengan pola yang relatif stabil interaksi lebih dari waktu (Tichy et al. 1979)
B.
Ciri-ciri Organisasi Sosial
Ciri-ciri dari organisasi sosial adalah
1. Ada pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab. Seperti yang dikatakan oleh Thoyib (2005) bahwa kinerja yang tinggi yang ada pada individu dalam organisasi menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh individu telah sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi
2. Ada satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sawitri (2004) bahwa sistem pengendalian diperlukan oleh managemen untuk membantu memperlancar pencapaian tujuan organisasi tersebut, sistem pengendalian organisasi yang juga disebut sebagai sistem pengendalian administrative atau birokratis, didesain untuk mengarahkan atau mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan organisasi.
3.Ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
Ciri-ciri dari organisasi sosial adalah
1. Ada pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab. Seperti yang dikatakan oleh Thoyib (2005) bahwa kinerja yang tinggi yang ada pada individu dalam organisasi menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh individu telah sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi
2. Ada satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sawitri (2004) bahwa sistem pengendalian diperlukan oleh managemen untuk membantu memperlancar pencapaian tujuan organisasi tersebut, sistem pengendalian organisasi yang juga disebut sebagai sistem pengendalian administrative atau birokratis, didesain untuk mengarahkan atau mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan organisasi.
3.Ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
C.
Macam-macam Organisasi Sosial
1. Organisasi Formal
2. Organisasi Informal
a. Primer
b. Sekunder
1. Organisasi Formal
2. Organisasi Informal
a. Primer
b. Sekunder
DAFTAR PUSTAKA
Budiati, A. C.2006. Mencoba Mengulas Ketahanan Sosial
(Mengaitkan Perspektif
Fungsionalisme Terhadap Ketahanan
Sosial). Jurnal Sosiologi Dilema,
Vol.
18 (2): 141-14
Haryanto, D. Dan
Nugrohadi, G. E. 2011.Pengantar Sosiologi
Dasar. Jakarta :
PT.Prestasi
Pustakaraya
Pratiwi, T.C., Suhadi
dan Yasin, Y. 2013. Pengaruh Solidaritas
Kelompok Sosial
Terhadap Perilaku Agresi Siswa
Kelas XI SMA Negeri 85 Jakarta. Jurnal
PPKN
UNJ Online, vol.1 (2) : 1-14
Prisgunanto, I.2012. Pengaruh Tingkat Kepercayaan Berkomunikasi
di Jejaring
Sosial Internet ( Social Media)
Terhadap Perilaku Beli Mahasiswa (Survei
Asosiatif Netter Kaskus Mahasiswa.UMN,vol.
4(1) :1-12
Said, Z. 2012. Konflik Sosial Keagamaan Islam
Non-Mainstream dalam
Masyarakat Majemuk di Indonesia.
Jurnal Al-Ulum, Vol.12(2) : 419- 436
Sawitri, P.2004.
Interaksi Budaya Organisasi dengan Sistem
Pengendalian
Manajemen Terhadap Kinerja Unit
Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa.
Jurnal
Fak. Ekonomi Univ. Gunadarma
Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
Rajawali Pers
Tichy, N. M. Thushman,
M. L. And Fombrun, C. 1979. Social
Network Analysis
for Organizations.Academy
of Management Review, vol. 4(4) : 507- 519
Thoyib, A. 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan
Kinerja :
Pendekatan Konsep.Jurnal
Manajemen & Kewirausahaan, vol. 7(1) :
60-73
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar